PURBALINGGA – Pencapaian sejumlah rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) di kabupaten Purbalingga rupanya menjadi salah satu cara Bupati Purbalingga Tasdi untuk menggerakan semangat seluruh komponen masyarakat. Hingga kini telah ada 5 rekor MURI yang diperoleh pemkab sejak dirinya dilantik menjadi Bupati bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi.

“Kalau dulu Pak Triyono (Triyono Budi Sasongko-red) selama 10 tahun mendapat 17 MURI, mungkin saya harus dapat 70 MURI dalam 10 tahun. Awal – awal ini sebagai warming up atau pemanasan sebelum pencapaian rekor program,” ujar Bupati Tasdi usai pagelaran tari Turi Turi Putih oleh 8.565 anak usia dini di Stadion Goentoer Darjono, Rabu (4/5).

Pagelaran tersebut kembali berhasil mendapatkan rekor MURI Pagelaran Tari Turi Turi Putih oleh anak usia dini terbanyak, melengkapi rekor MURI yang telah ada yakni pemecahan rekor untuk pasangan bupati dan wakil bupati yang memiliki tanggal dan bulan kelahiran yang sama yakni tanggal 11 April. Kedua rekor perayaan ultah bersama dengan jumlah terbanyak yakni 3.202 orang, pemecahan rekor untuk pagelaran wayang denga kelir terpanjang 56,5 meter dan rekor mengenakan kebaya oleh pekerja pabrik terbanyak  12.956 pekerja.

Dikatakan Bupati, rekor MURI yang diciptakan menjadi penyemangat untuk menggerakan masyarakat dalam membangun kebersamaan. Karenanya pada tahap awal ini, lanjut Bupati, diciptakan rekor MURI yang ringan-ringan dan untuk kegembiraan bersama. Seperti kegiatan seni tari, budaya, olah raga, ulang tahun dan lainnya.

“Besok, ketika masuk pada program, kita akan cari rekor MURI  program. Misalnya Dinas Kesehatan memiliki program membangun jamban keluarga serentak dalam sehari rekornya berapa. Kemudian DPU dengan program Bedah Rumah Tidak Layak Huni serentak 1000 rumah dalam sehari. Lalu pertanian apa, UMKM apa. Nanti arahnya kesana,” jelasnya.

Terkait pemecahan rekor MURI Tari Turi Turi Putih, mantan Ketua DPRD dua periode ini memiliki tiga filosofi. Yakni filosofi spiritual, sosial dan kultural. Dari sisi spiritual, kegiatan ini melatih anak mengenal siapa Tuhannya. Sedangkan aspek sosial, mempertemukan banyak anak dengan para orangtuanya untuk saling mengenal dan bersilaturahmi. Lalu aspek kulturalnya, membangun budaya sejak dini bagi anak-anak usia dini dengan mengenalkan sholat itu apa, bagaimana mereka belajar dan bermain.

Deputi Manajer MURI Aryani Siregar menuturkan, penciptaan rekor MURI kali ini berupa rekor pagelaran tari Turi Turi Putih oleh anak usia dini terbanyak. Rekor ini merupakan catatan rekor MURI ke 7421. “Setelah kami lakukan verifikasi terdapat 8560 peserta anak usia dini ditambah Bupati dan tim sehingga jumlah keseluruhan 8565 peserta,” katanya.

Piagam Rekor MURI tersebut diberikan kepada Bupati Tasdi sebagai pendukung pagelaran Tari Turi Turi Putih oleh Anak Usia Dini Terbanyak, kemudian H Ahmad Muhdzir Sag MMI dari Kementerian Agama sebagai penyelenggara dan Ketua PD IGRA Purbalingga Khotimah SPdI selaku pemrakarsa. (Hardiyanto)