PURBALINGGA  –Banyak cara membangkitkan rasa nasionalisme generasi muda, salah satunya melalui lagu-lagu kepahlawanan. Selain itu, lewat lagu tersebut, patriotism, rasa kebangsaan serta rasa memiliki  terhadap bangsa juga mampu menggugah dan meningkatkan nasionalisme.

“Untuk itu, pemerintah diminta menggalakan cinta tanah air sedini mungkin bagi generasi muda kita dimulai dari tingkat usia dini, SD hingga SMA agar memiliki rasa nasionalisme lewat lagu kebangsan di sekolah,”pinta Kyai Farid Santoso tokoh ulama yang juga sesepuh dari Kecamatan Karanganyar, saat memberikan sambutan pada acara Tasyakuran Tingkat Kabupaten Purbalingga dalam rangka HUT RI Ke-70 di Pendapa Dipokusumo Minggu malam (16/8).

Menurut Farid, saat ini keadaan generasi muda sangat memprihatinkan. Hal tersebut menurut pendapatnya karena rasa kebangsaan dan cinta tanah air tidak melekat dalam jiwanya generasi muda.

“Saya sangat prihatin terhadap anak muda, remaja serta anak-anak  kita sekarang. Menurut saya kalau kita perhatikan anak-anak sekarang belum mempunyai rasa kebangsaan, jiwa patriotisme, jiwa kepahlawan, serta  rasa cinta kepada tanah air kita. Ini kenyataan, hal ini terjadi karena anak-anak kita tidak dididik sedini mungkin untuk memiliki rasa nasionalisme, patriotisme wawasan kebangsaaan dan sebagainya,”terangnya.

Saat ini, tandas Farid, anak-anak sekarang baik di tingkat SD hingga SMA tidak ditemukan lagi lagu-lagu perjuangan.

“Kalau kita perhatikan anak-anak sekolah sekarang baik tingkat TK SD hingga SMA  itu tidak pernah ditemukan lagi pendidikan lagu-lagu perjuangan. Padahal lagu-lagu perjuangan tersebut mampu menggugah semangat dan menyentuh didalam kalbu kita.Sehingga hal tersebut diharapkan bisa membangkitkan kembali nilai-nilai nasionalisme dan jiwa patritoisme generasi muda kita,”tandasnya.

Kemerdekaan Sebagai Bahan Instropeksi Diri

Pejabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo mengungkapkan, bahwa makna tasyakur bagi bangsa Indonesia yang kini memasuki usia 70 tahun harus dijadikan evaluasi serta instropeksi diri.

“Tasyakuran mempunyai makna bahwa kita sebagai suatu bangsa yang sudah merdeka 70 tahun perlu melakukan kegiatan evaluasi serta  instropeksi diri. Apakah kita sudah berbuat seperti apa yang dilakukan olehpendahulu kita. Yaitu para tokoh atau pahlawan kusuma bangsa yang sudah gugur di medan laga untuk merebut dan mempertahankanagar tercapai  kemerdekaan bangsa ini,”jelasnya.

Menururt Budi, banyak hal yang harus dilakukan sama seperti pendahulu untuk mempertahankan kemerdekaan di era sekarang.

“Kalau kita hidup di zaman yang sama pada masa sebelum merdeka, mungkin kita akan melakukan hal yang sama pula.Untuk itu saat sekarang yang harus kita lakukan adalah instropeksi dalam mengisi kemerdekaan. Seperti pepatah seorang presiden “Janganlah kau katakan apa yang dapat negara berikan untukmu, tapi bertanyalah apa yang aku lakukan untuk negara”. Artinya negara yang maju bukanlah menjadikan kita menjadi maju dan hidup sejahtera akan tetapi kita yang maju, mandiri berdikari, itulah yang akanmembuat negara menjadi maju berdikari jaya dan sentosa,”pungkasnya. (Sukiman)