PURBALINGGA – Disela-sela melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kecamatan Bobotsari, Kamis (12/1), Bupati Purbalingga Tasdi SH, MM mengetes siswa dan guru SMPN 2 Bobotsari. Bupati menghadiahi sepeda untuk dua pertanyaan yang bisa dijawab. Awalnya siswa-siswi yang berkumpul di halaman sekolah itupun banyak yang malu-malu untuk menjawab. “Yang bisa menjawab pertanyaan saya, nanti saya hadiahi sepeda,” ujar Bupati yang disambut antusias para siswa dan guru.

            Bupati Tasdipun melontarkan pertanyaan pertama, soal visi Purbalingga. “Apa visi Kabupaten Purbalingga. Ayo, siapa yang tahu, segera tunjuk jari dan maju kesini,” ujar Tasdi mempersilahkan siswa yang berani maju.

            Pertanyaan pertama ternyata tidak membuat para siswa menunjuk jari dan bangkit berdiri. “Masa tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini. Ayo siapa yang bisa, cepat maju,” kata Tasdi lagi.

            “Kalau tidak ada siswa yang bisa, coba gurunya,” lanjut Tasdi. Lagi-lagi, pertanyaan soal visi Purbalingga yang dilontarkan ke guru, juga tidak ada yang merespon. Bupatipun selanjutnya menjelaskan soal visi Purbalingga.

            Sekarang ganti pertanyaan, lanjut Tasdi, yang mudah dan harus bisa dijawab oleh siswa. “Apa tujuan bernegara seperti yang tertuang dalam aline ke empat pembukaan undang-undang dasar 1945,” kata Tasdi melontarkan pertanyaan.

Seorang siswi kemudian maju, tetapi jawabannya ternyata tidak tepat. Dan siswi itupun kembali  turun dari podium tanpa membawa hadiah sepeda onthel. Tujuan bernegara, jelas Tasdi, adalah melindungi segenap rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut menjaga perdamaian dunia. “Karena tidak ada yang menjawab, maka ganti pertanyaan. Ini gurunya perlu mengajari kembali pelajarannya,” ujar Tassdi.

“Sekarang yang mudah lagi pertanyaannya, apa ajaran Ki Hajar Dewantoro. Hayo, ini mudah, pasti semua bisa,” kata Tasdi.

Seorang siswi yang belakang diketahui bernama Fani Rachmawati langsung maju kedepan. Dan dengan lancar menjawabnya, Ingarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.  Mendengar jawaban itu, bupati menambah pertanyaan, hari pendidikan nasional tanggal berapa. Siswi tersebut ternyata tidak bisa menjawab. Bupati Tasdi memancingnya dengan pertanyaan, kapan hari pendidikan nasional?. “Tanggal 2 Mei pak,” jawab Fani.  “Betul, hari lahir Ki Hajar Dewantoro itu dijadikan hari pendidikan nasional. Jadi lahirnya Ki Hajar Dewantoro tanggal 2 Mei,” kata Tasdi sembari mengatakan, nanti hadiah sepeda dikirim ke sekolah. “Tolong Kabag Umum (Suwardi-red) untuk menyiapkan hadiahnya.

Bupatipun kemudian menambah hadiah satu sepeda onthel lagi. Syaratnya harus bisa menjawab pertanyaan. “Kapan hari jadi Purbalingga diperingati,? Tahun 2016 kemarin peringatan yang keberapa,” kata Tasdi.

Seorang Siswa,kelas 9 G, Savana Tegar Bintang Pratama akhirnya maju ke depan. Meski jawaban awalnya salah, namun bupati membenarkannya. “Ulang tahun Purbalingga diperingati setiap tanggal 18 Desember. Untuk tahun kemarin merupakan peringatan ke 186,” kata Tasdi yang kemudian kembali memerintahkan Kabag Umum Setda untuk mengurus hadiah sepeda.

Dalam kesempatan itu, Bupati Tasdi memotivasi kepada siswa untuk terus belajar. Pelajar tugasnya yang belajar. Jika ingin bermain, ada waktunya. “Pelajar juga harus menghormati orang tua, dan guru di sekolah. Tanpa guru, kita tidak akan sukses. Saya jadi bupati, juga karena berkat bimbingan guru,” kata Tasdi.

Di sekolah SMPN 2 Bobotsari, ternyata ada mantan walikelas Tasdi saat bersekolah di SMP Karangreja. “Tadi saya lihat ada P Kosirin?, mana Pak Kosirin?. Dulu wali kelas saya ketika di SMP, saya tetap menghormatinya karena berkat mereka saya bisa meraih cita-cita,” ujar Tasdi sembari mencium tangan Kosirin, mantan wali kelasnya.

Dibagian lain Bupati mengapresiasi keluarga besar SMPN 1, 2 dan SMPN 3 Bobotsari yang peduli terhadap program Pemkab berupa rehab rumah tidak layak huni (RTLH). “Gerakan ini mengajarkan kita untuk saling membantu, dan bergotong royong membantu sesama yang membutuhkan. (yit)