SEMARANG- Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di Jawa Tengah diminta menjadi garda terdepan dalam mengangkat produk-produk lokal di daerahnya masing-masing. Sehingga, mampu mengenalkan produk-produk lokal maupun wisata lokal ke masyarakat luas agar dapat bersaing dengan produk-produk luar yang sudah banyak bermunculan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dalam sambutannya saat pembukaan Pekan Kelompok Informasi Masyarakat yang dibacakan oleh Sekda Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP di Pasaraya Sri Ratu, Jalan Pemuda, Kota Semarang, Kamis (23/4).

“Sekarang adalah saatnya KIM menjadi garda terdepan dalam upaya memberikan informasi untuk mengangkat produk-produk di masing-masing daerahnya. Sehingga dikenal oleh masyarakat luas,” katanya.

Ganjar meminta KIM tidak membesarkan produk luar, karena akan memberikan dampak negatif bagi produk lokal. Terlebih lagi, pada Desember 2015 nanti Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sehingga, kualitas produk lokal perlu ditingkatkan agar punya daya saing.

Selain aktif dalam mengangkat produk-produk maupun wisata lokal, KIM juga dituntut melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih lebih akrab dengan internet sebagai media informasi yang tercepat saat ini. Dengan memberdayakan internet diharapkan mampu menyajikan informasi yang sifatnya membantu pemerintah untuk mempromosikan UKM, produk lokal, maupun wisata lokal.

Pameran yang ditampilkan dalam pekan KIM, lanjutnya, selain menjadi wahana hiburan masyarat juga akan menjadi pemicu perkembangan informasi hingga ke pelosok daerah di Jawa Tengah. Baik di bidang informasi sosial, agama, teknologi, peternakan, pertanian, agrobisnis dan pembangunan. Melalui pameran ini, para peserta juga diminta saling berinteraksi, bertukar pengalaman untuk menambah wawasan dan pengalaman agar dapat memilah informasi yang berguna bagi masyarakat.

“Manfaatkan momentum ini sebaik-baiknya dalam rangka peningkatan interaksi masyarakat di bidang informasi dan media massa serta teknologi komunikasi di kalangan antar KIM itu sendiri,” ujarnya.

Ke depan, pelaksanaan pekan KIM bisa dilakukan setiap tahun. Tidak hanya menunjukkan perkembangan secara kuantitas, namun juga harus dapat menunjukan perkembangan kualitas. Untuk itulah, perlu adanya pembinaan secara terpadu dan konsisten dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

Pekan KIM kali ini diikuti sebanyak 29 stan dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Stan-stan tersebut menampilkan produk-produk lokal khas daerahnya masing-masing. Seperti, batik, makanan ringan, kerajinan tangan, hingga batu akik yang saat ini masih booming di tengah masyarakat. Pekan KIM ini diselenggarakan selama empat hari dari 23-26 April 2015 nanti.

(Humas Jateng)