PURBALINGGA – Melung, bagi anda pecinta wisata kuliner, nama itu sudah tak asing lagi. Wisata lidah ini telah melambungkan namaDukuh Melung ke seantero nusantara. Pasalnya, sekarang ini Dukuh Melung, Desa Larangan Kecamatan Pengadegan, Purbalingga hanya dikenal dengan kenikmatan gulai kambingnya.

            Untuk lebih meningkatkan kunjungan wisata, masyarakat Dusun Melung menggelar Festival Melung 2016, Minggu (7/2). Festival bertajuk Pesta Rakyat Sehari ditargetkan untuk mengenalkan potensi wisata selain wisata lidah.

            Festival ini digelar dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang tinggal menetap dan didukung oleh warga perantau dari Desa Larangan. Kolaborasi ini sangat membantu terwujudnya pelaksanaan festival ini.

            Dalam festival ini selain disuguhkan makan gulai kambing secara gratis dan ribuan jajanan pasar juga  dipertontonkan aksi pertunjukan seni bela diri pencak silat dengan ciri khas kekebalan diri terhadap senjata yang diajarkan secara turun temurun oleh para sesepuh Desa Larangan yang kini sudah mulai luntur.

            Festival ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat desa tetangga, seperti Tari Dayakan dari Desa wisata Panusupan,Kecamatan Rembang, Tandak Lesung dari Desa Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol, seni tek-tek kenthongan bambu yang dimaikan oleh ratusan warga perantau dan seni keroncong yang kini sudah dirasakan ditinggalkan oleh para generasi muda.

            Sekretaris Desa Larangan, Ali Fakhrudin mengungkapkan, festival ini kali pertama diselenggarakan, targetnya agar masyarakat di luar Kabupaten Purbalingga mengenal Purbalingga tidak hanya gulai Melung Bu Hadi sebagai tempat kunjungan wisata lidah. Dengan menggali potensi-potensi wisata yang lain, Melung dapat masuk dalam paket kunjungan wisata di Purbalingga.

            “Kami ingin Melung melengkapi tempat kunjungan wisata di Purbalingga. Jadi nantinya, wisatawan merasa belum komplit jika belum berwisata ke Melung,”ungkap Ali.

            Hal senada diungkapkan Siti Fatimah warga Melung yang merantau di Bekasi. Dikatakan Siti, Festival ini merupakan upaya mengenalkan lebih dalam potensi wisata Melung yang selama ini hanya dikenal dengan wisata lidah gulai melung Bu Hadi.

            “Memang perlu evaluasi dulu, kalau festival ini dapat digelar setiap tahun, apalagi menjadi agenda rutin dan tercatat dalam paket wisata, rasanya kami sebagai masyarakat Melung sangat bangga,”ungkapnya.

            Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si  mengungkapkan, munculnya kesadaran masyarakat dalam menggali dan mengenalkan potensi wisata di desanya sebagai bukti peran serta masyarakat sudah semakin tinggi. Masyarakat harus berlomba-lomba mengenali potensi wisata dan membuat paket wisata secara swadaya. Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga mempersilahkan agar setiap desa dan Kecamatan mempunyai paket wisata dengan mengedepankan kekuatan potensi daerah.

            “Kami memberikan apresiasi yang tinggi untuk festival Melung, perlu adanya evaluasi dan penataan jenis-jenis tontonan, sehingga tahun depan festival Melung ini dapat diselenggarakan lebih meriah dan menjadi rujukan untuk para wisatawan yang berkunjungan ke Purbalingga,”ungkapnya.

            Prayitno menambahkan, festival Melung ini juga mampu menyedot kunjungan wisatawan pada liburan Imlek tahun ini. Sejumlah obyek wisata sejak hari Sabtu (6/2) mulai dikunjungi wisatawan dari luar kota. Mereka tidak hanya berkunjung ke daya tarik wisata yang sudah dikenal seperti Taman Wisata Purbasari Pancuranmas, Owabong, Sanggaluri Park, Goa Lawa, Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman, tetapi juga mengunjungi sejumlah desa wisata. “Daya tarik desa wisata ternyata bisa menjadi alternatif kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Purbalingga. Apalagi, dengan digelarnya Festival Melung, tentunya akan mampu mengangkat potensi desa yang ternyata unik dan menarik,” tambah  Prayitno. (y)